PERKEMBANGAN
OSEANOGRAFI DI DUNIA DAN DI INDONESIA
PERKEMBANGAN
OSEANOGRAFI DI DUNIA DAN DI INDONESIA
1.
SEJARAH PERKEMBANGAN DI DUNIA
Pengantar
Sejarah Oseanografi
Oseanografi
dapat dikatakan sebagai salah satu ilmu pengetahuan terbaru, namun ilmu
cabangnya jika diaplikasikan dapat mempelajari dan merekam kejadian beberapa
puluh tahun yang lalu. Sejarah perkembangan ilmu ini diawali dari pelayaran
pertama, para navigator dan ahli kelautan mulai memperhatikan berbagai hal
tentang laut antara lain pasang surut, badai, arus dan gelombang yang
membawa dan menggerakkan rakit mereka selama berada di lautan.
Selain mengamati sifat fisik dari laut, mereka juga mengamati kondisi biota
yang hidup di laut terutama ikan. Mereka menangkap ikan untuk dimakan, namun
tidak menggunakan air laut untuk diminum karena mereka tau air laut itu asin
dan tidak dapat diminum.
Pada
mulanya pengetahuan tentang laut dibicarakan dari mulut ke mulut selama ribuan
tahun lalu dari mitos dan legenda yang ada. Tapi pada 850 SM para naturalis dan
filsuf mulai mancoba memahami tentang badan laut dari daratan. Karena orang
hanya dapat melihat laut tanpa ujung garis pantainya (dari darat), maka orang
berpendapat dan percaya bahwa dunia itu datar. Namun hal ini terpatahkan dengan
adanya pelayaran yang dilakukan oleh Columbus pada tahun 1400-an.
Columbus
menyatakan bumi ini bulat dan ¾ nya diselimuti oleh lautan. Selanjutnya,
oseanografi modern mulai dijadikan ilmu pengetahuan sejak 130 tahun yang lalu
yaitu pada akhir abad ke-19. Amerika, Inggris dan Eropa meluncurkan ekspedisi
untuk mengeksplorasi arus laut, dasar laut dan kehidupan laut. Ekspedisi
Challenger tahun 1872-1876 merupakan ekspedisi ilmiah pertama yang menjelajahi
lautan dunia dan dasar lautnya.
Pelaut Polinesia
Sekitar
30.000 tahun yang lalu, di sepanjang garis pantai barat Samudra Pasifik
-sekarang diantara Australia dan Cina- orang-orang mulai bermigrasi ke arah
timur melintasi hamparan Samudra Pasifik. Migrasi ini dilakukan karena adanya
perang suku, bencana alam dan wabah penyakit. Selanjutnya orang Polinesia ini
menjajah pulau-pulau di selatan dan barat Pasifik, dari New Guinea di barat ke
Fiji dan Samoa di tengah selama 25.000 tahun lamanya. Mengapa demikian..?
Timbul pertanyaan: “ Bagaimanakan orang Polinesia dapat berlayar menempuh jarak
ribuan mil tanpa kompas atau alat navigasi yang modern..?
Hal
ini menunjukkan bahwa orang Polinesia sanagt mengamati oseanografi dan hidup
harmoni dengan laut. Mereka mengamati keadaan laut selama berlayar, seperti
keberadaan burung dan kehidupan yang lainnya. Mereka juga merupakan orang
pertama yang menggunakan astronomi bintang untuk menavigasi mereka melewati
laut. Mereka juga merupakan orang pertama yang membuat peta navigasi atau
disebut stick chart.
Laut
Mediterania dan Mitos Kuno tentang Samudra
Orang-orang
yang tinggal di sekitar Laut Mediterania mulai menjelajahi laut Pelaut dari
Mesir dan Fenisia memetakan garis pantai daerah untuk membangun beberapa rute
perdagangan. Pada awal peradaban Mediterania, termasuk orang-orang Yunani,
telah banyak mitos yang berkembang termasuk dewa dan dewi yang memerintah atas
alam, seperti Poseiden dengan tritonnya. Legenda Mediterania, seperti Jason dan
Argonauts, juga terlibat petualangan di laut besar dan berbahaya. Banyak
peta lautan dan garis pantai yang berasal dari daerah ini. Para pedagang
Mediterania membuat peta untuk membantu mereka mendapatkan jalur pelayaran yang
tepat untuk bolak-balik ke berbagai kota di pantai Mediterania. Sekitar
2.900 tahun yang lalu, orang Yunani mulai keluar dari Mediterania melewati
Selat Gibraltar di ujung barat Laut Mediterania, yang memisahkan Eropa dari
Afrika, dan Mediterania dari Samudra Atlantik. Hanya di luar Selat Gibraltar,
para pelaut Yunani dapat melihat bagaiman pergerakan arus kuat yang bergerak
dari utara ke selatan. Karena pelaut hanya melihat arus sungai, mereka berpikir
arus kuat itu hanya bagian lain dari sungai yang lebih besar. Kata Yunani untuk
sungai adalah okeano, yang merupakan akar dari kata laut.
Eksplorasi Voyages dan Ilmu Pengetahuan
Sekitar 650 tahun yang lalu, penjelajah Eropa berlayar ke laut untuk menemukan rute perdagangan yang lebih cepat menuju kota-kota di Asia dan Eropa. Pangeran Henry seorang navigator dari Portugal mengakui pentingnya lautan untuk niaga dan kemudian mendirikan pusat belajar ilmu kelautan. Ini merupan lembaga oseanografi pertama.
Pada
akhir tahun 1400-an Cristopher Columbus menjadi orang Eropa pertama yang
berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik. Dan pada awal tahun 1500-an
berlanjut dengan pelayaran Ferdinand Magellan mengelilingi dunia. Awal tahun
1700-an beberapa negara Eropa (Spanyol, Inggris, Prancis) berusaha memperluas
kekuasaan mereka hingga ke Hindia Timur melalui jalur lautan.
Perjalanan
yang paling terkenal yaitu pada tahun 1768 ketika HMS Endeavour meninggalkan
Inggris dan berlayar dibawah pimpinan Kapten James Cook. Lebih dari 10 tahun
James Cook telah memimpin tiga ekspedisi mengelilingi dunia dan membuat peta
dari berbagai daerah termasuk Australia, Selandia Baru dan Kepulauan Hawaii.
Dia adalah pelaut ulung, navigator dan ilmuwan yang selalu mengamati setiap
perjalanan pelayarannya dengan tajam. Dialah yang menyatakan bahwa kekurangan
vitamin C bagi para nelayan merupakan faktor yang menyebabkan banyak nelayan
meninggal selama pelayaran. Sehingga Cook selalu berlayar dengan membawa bekal
berupa acar kubis yang kaya akan vitamin C.
Selain
sejarah para pelaut yang panjang, sejarah lainnyapun ditorehkan oleh Harrison
seorang pembuat lemari berkebangsaan Inggris. Diawali pada tahun 1728, Harrison
membuiat jam pendulum untuk membantu mengetahui waktu, namun jamnya tidak
berfungsi dengan baik pada kapal yang sedang berlayar. Pada 1736 Harrison
membuat jam dengan pegas bukan dari pendulum dan berhasil. Akhirnya dengan alat
ini pelaut dapat mengetahui waktu dan jarak barat atau timur dari meridian
utama (0 derajat bujur). Jam yang terakhir ini telah diuji dalam pelayaran dari
Inggris ke Jamaika dan dapat berfungsi dengan baik.
Manusia
tertarik pada lautan dapat ditinjau kembali pada permulaan zaman peradaban
manusia, ketika pengetahuan tentang dunia dibatasi pada negara-negara dimana
kapal-kapal pelaut dapat pergi dan kembali. Pada waktu itu bentuk dari peta
sangat penting artinya. Dimana bentuk peta ini menjadi makin tepat begitu
pelayaran menyeberangi lautan makin lama makin menempuh jarak yang jauh dan
sering dilakukan.
Pada
abad keempat sebelum Masehi seorang sarjana terkemuka bangsa Yunani,
Aristoteles telah melakukan suatu penelitian yang mendetail mengenai
hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Dimana dia secara cermat menjelaskan dan
mengklasifikasikan organisme tersebut. Akhirnya pada abad kesatu sebelum Masehi
hubungan antara pasang dan letak dari bulan telah dimengerti oleh manusia untuk
pertama kali. Pengertian ini mendorong manusia mampu untuk membuat ramalan yang
tepat.
Pelayaran-pelayaran
besar juga sama pentingnya dalam memetakan garis pantai dan lautan-lautan dunia
dalam perkembangan sejarah berikutnya. Sebagai contoh, Ferdinando Magelhaens
telah mengadakan suatu pelayaran mengelilingi dunia pada abad keempat belas
setelah Masehi. Dia telah membuktikan bahwa bumi ini berbentuk bulat, tidak
datar seperti yang diperkirakan oleh orang banya pada waktu sebelumnya. Pada
abad kedelapan belas seorang bangsa inggris yang bernama James Cook membuat
seluruh peta dari lautan Pasifik dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang
terletak pada bagian Selatan Kutub yang selalu tertutup oleh es. Beberapa
ekspedisi oseanografi penting lainnya telah dilakukan oleh
Challenger(1872-1875), Gazelle (1874-1876), Vitiaz (1886-1889), dan Meteor
(1925-1927).
Ekspedisi
Challenger khususnya telah membuat sebuat bantuan tambahan pengetahuan yang
penting. Dimana mereka telah mengadakan pelayaran sejauh 68.890 mil laut,
membuat 492 kali pengukuran kedalaman, 133 kali pengambilan contoh dasar laut
dan mengumpulkan data-data iklim, arus laut, suhu laut, komposisi air laut dan
contoh-contoh sedimen dasar dari 362 statiun penelitian yang berbeda.
Pada
saat ini ilmu oseanografi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berkembang secara cepat dan membutuhkan ongkos yang mahal dan sering
bersangkutan dengan kerjasama internasional. Kapal-kapal penelitian oseanografi
sekarang telah dilengkapi dengan alat-alat rumit yang dapat mengumpulkan data
fisika, kimia dan biologi secara cepat, tepat dan jelas.
Data
dan inforamasi dari satelit yang selalu mengelilingi bumi juga menjadi begitu
penting artinya dalam melengkapi data-data tentang gejala arus laut dan
pertukaran panas dimana hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit untuk
dilakukan dimasa lalu.
Sebagai cabang ilmu yang masih relatif muda dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya diharapakan ilmu oseanografi dapat berkembang juga dengan cepat sehingga dapat dipergunakan untuk kepentingan manusia dan alam.
Sebagai cabang ilmu yang masih relatif muda dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya diharapakan ilmu oseanografi dapat berkembang juga dengan cepat sehingga dapat dipergunakan untuk kepentingan manusia dan alam.
Manusia
pertama kali memperoleh ilmu mengenai gelombang dan arus laut dan samudra pada
zaman prasejarah. Pengamatan terhadap pasang laut dicatat oleh Aristoteles dan Strabo.
Penjelajahan samudra modern awal dilakukan untuk kartografi dan hanya terbatas
hingga permukaannya saja dan makhluk-makhluk yang terjaring oleh nelayan, meski
pada masa itu pengukuran kedalaman laut menggunakan timah sudah dilakukan.
Meski
Juan Ponce de León
pada tahun 1513 merupakan orang yang pertama kali mengidentifikasi keberadaan Arus
Teluk yang dikenal baik oleh para pelaut, justru Benjamin Franklin yang melakukan studi
ilmiah pertama mengenai arus ini dan memberi nama "Arus Teluk".
Franklin mengukur suhu air pada beberapa pelayarannya melintasi Atlantik dan
secara tepat menjelaskan sebab Arus Teluk. Franklin dan Timothy Folger
menerbitkan peta Arus Teluk pertama pada tahun 1769-1770.[1][2]
Ketika
Louis Antoine de Bougainville
(berlayar antara 1766 dan 1769) dan James Cook (berlayar sejak 1768
sampai 1779) melakukan penjelajahan mereka di Pasifik Selatan, informasi mengenai
samudra itu sendiri membentuk bagian dari laporan-laporan mereka. James
Rennell menulis buku tes ilmiah pertama mengenai arus di
samudra Atlantik
dan Hindia
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Sir James
Clark Ross melakukan penggaungan modern pertama di laut dalam
pada tahun 1840, dan Charles Darwin menerbitkan karya
ilmiah mengenai terumbu dan pembentukan atol
sebagai hasil dari pelayaran kedua HMS Beagle
pada tahun 1831-6. Robert
FitzRoy menerbitkan empat volume laporan mengenai tiga
pelayaran Beagle. Tahun 1841–1842, Edward
Forbes melakukan pengerukan di Laut
Aegean yang menghasilkan penemuan ekologi laut.
Sebagai
pengawas pertama United
States Naval Observatory (1842–1861), Matthew
Fontaine Maury menghabiskan waktunya untuk mempelajari
meteorologi laut, navigasi, dan memetakan angin dan arus kuat. Karyanya tahun
1855, Physical Geography of the Sea, adalah buku teks oseanografi
pertama. Banyak negara yang mengirimkan hasil penelitian oseanografi ke Maury
di Naval Observatory, tempat ia dan teman-temannya menilai informasi tersebut
dan memberikan hasilnya ke seluruh dunia.[3]
Lembah
curam di balik landas
kontinen ditemukan tahun 1849. Peletakan kabel telegraf transatlantik
pertama berhasil dilakukan pada Agustus 1858 yang membenarkan keberadaan pegunungan tengah samudra atau
"plato telegraf" bawah laut. Setelah pertengahan abad ke-19, para
ilmuwan mulai memproses berbagai informasi baru mengenai botani dan zoologi
darat.
Tahun
1871, dengan rekomendasi dari Royal Society di London, pemerintah
Britania Raya mendanai sebuah ekspedisi untuk menjelajahi samudra dunia dan
melakukan penyelidikan ilmiah. Dengan bantuan tersebut, Charles Wyville Thompson dan Sir John Murray dari Skotlandia
meluncurkan penjelajahan Challenger (1872–1876).
Hasilnya diteritkan dalam 50 volume yang mencakup aspek biologi, fisika dan
geologi. 4.417 spesies baru ditemukan.
Bangsa-bangsa
Eropa dan Amerika yang lain juga mengirim ekspedisi
ilmiah, termasuk oleh para individu dan institusi swasta. Kapal khusus
oseanografi pertama, "Albatros", dibangun tahun 1882. Ekspedisi
Atlantik Utara tahun 1910 selama empat bulan yang dipimpin Sir John Murray dan Johan
Hjort merupakan proyek penelitian oseanografi dan zoologi
laut paling ambisius pada masa itu, dan mendorong terbitnya buku klasik The
Depths of the Ocean pada tahun 1912.
Berbagai
institusi oseanografi yang berkecimpung dalam ilmu oseanografi didirikan. Di Amerika Serikat, ada Scripps
Institution of Oceanography pada tahun 1892, Woods Hole Oceanographic Institution
tahun 1930, Virginia Institute of Marine Science
tahun 1938, Lamont-Doherty Earth Observatory
di Columbia University,
dan School of
Oceanography di University of
Washington. Di Britania Raya, ada sebuah institusi
peneilitian besar bernama National Oceanography Centre, Southampton
yang merupakan penerus bagi Institute of Oceanography. Di Australia, CSIRO Marine and Atmospheric Research,
disebut CMAR, adalah pusat oseanografi terdepan di negara ini. Pada tahun 1921,
Biro Hidrografi Internasional
(IHB) didirikan di Monako.
Arus samudra (1911)
Tahun
1893, Fridtjof Nansen
membiarkan kapalnya "Fram" membeku di lautan es Arktik. Hasilnya, ia
mampu memperoleh data oseanografi serta meteorologi dan astronomi. Organisasi
oseanografi internasional pertama dibentuk tahun 1902 dengan nama Dewan Penjelajahan Laut Internasional.
Pengukuran
kedalaman laut akustik pertama dilakukan tahun 1914. Antara 1925 dan 1927,
ekspedisi "Meteor" menghasilkan 70.000 pengukuran kedalaman lautan
menggunakan pemancar gaung ketika menyelidiki Pegunungan Atlantik Tengah. Pegunungan
Global Raya yang membentang sepanjang Pegunungan Atlantik Tengah ditemukan oleh
Maurice
Ewing dan Bruce
Heezen tahun
1953,
sementara untaian pegunungan di bawah Arktik ditemukan tahun 1954 oleh Arctic
Institute of the USSR. Teori penyebaran dasar laut muncul pada tahun 1960 dan
dicetuskan oleh Harry
Hammond Hess. Proyek Pengeboran Samudra dimulai tahun
1966. Ventilasi laut dalam ditemukan tahun 1977 oleh John
Corlis dan Robert
Ballard menggunakan kapal selam "Alvin".
Pada
1950-an, Auguste Piccard
menemukan batiskap
dan menggunakan "Trieste"
untuk menyelidiki kedalaman lautan. Kapal selam nuklir Nautilus
melakukan perjalanan pertamanya di bawah es menuju Kutub Utara pada 1958. Pada
1962, FLIP (Floating Instrument Platform), sebuah pelampung spar setinggi 355
kaki diapungkan untuk pertama kalinya.
Kemudian,
pada 1966, Kongres AS
membentuk National Council for Marine Resources and Engineering Development.
NOAA ditugaskan menjelajahi dan
mempelajari segala aspek oseanografi di Amerika Serikat. Kongres juga membentuk
National Science
Foundation untuk menghadiahkan dana Sea Grant College
kepada para peneliti multi-disiplin dalam bidang oseanografi.[4][5]
Sejak
1970-an, telah muncul berbagai tekanan penerapan komputer berskala besar
terhadap oseanografi agar prediksi numerik kondisi lautan dapat dilakukan dan
menjadi bagian dari prediksi perubahan lingkungan secara keseluruhan. Sebuah
jaringan pelampung oseanografi diapungkan di Pasifik untuk memudahkan peramalan
peristiwa-peristiwa akibat El Niño.
Pada
1990, World Ocean Circulation Experiment
(WOCE) dilaksanakan yang berlangsung hingga 2002. Data pemetaan dasar laut
Geosat mulai tersedia pada tahun 1995.
Tahun
1942, Sverdrup dan Fleming menerbitkan "The Ocean" yang menjadi karya
ilmiah terkenal. "The Sea" (tiga volume yang membahas oseanografi
gisik, air laut dan geologi) disunting oleh M. N. Hill dan diterbitkan tahun
1962, sementara "Encyclopedia of Oceanography" karya Rhodes
Gairbridge diterbitkan tahun 1966.
Hubungan
dengan atmosfer
Ilmu
yang mempelajari lautan terhubung dengan pemahaman terhadap perubahan iklim
global, potensi pemanasan global
dan masalah biosfer terkait. Atmosfer dan lautan
terhubung karena adanya penguapan
dan curah hujan
serta fluks
termal (dan insolasi
matahari). Tekanan angin adalah penggerak utama arus samudra, sementara samudra
adalah penyerap karbon dioksida
di atmosfer.
Our
planet is invested with two great oceans; one visible, the other invisible; one
underfoot, the other overhead; one entirely envelopes it, the other covers
about two thirds of its surface.
Cabang
Ilmu
oseanografi dibagi menjadi beberapa cabang:
- Oseanografi biologi,
atau biologi laut,
adalah ilmu yang mempelajari tumbuhan, hewan dan mikroba lautan dan
interaksi ekologisnya
dengan samudra;
- Oseanografi kimia, atau kimia
laut, adalah ilmu yang mempelajari kimia lautan dan
interaksi kimiawinya dengan atmosfer;
- Oseanografi geologi,
atau geologi laut,
adalah ilmu yang mempelajari geologi dasar samudra,
termasuk tektonik lempeng
dan paleoseanografi;
- Oseanografi fisik, atau fisika
laut, mempelajari atribut fisik lautan yang meliputi struktur
suhu-salinitas, pencampuran, gelombang, gelombang
internal, pasang laut
permukaan, pasang laut internal, dan arus.
Cabang-cabang ini
menggambarkan fakta bahwa banyak oseanograf yang pertama kali dilatih ilmu pasti atau matematika, kemudian fokus kepada
penerapan ilmu dan kemampuan interdisipliner
oseanografi mereka.[6]
Data
yang diperoleh dari kerja keras pada oseanograf digunakan dalam teknik
kelautan, dalam desain dan pembangunan pengeboran minyak lepas pantai,
kapal, pelabuhan, dan struktur lain yang memungkinkan manusia memanfaatkan
lautan dengan aman.
Pengelolaan
data oseanografi adalah disiplin ilmu yang menjamin bahwa data oseanografi masa
lalu dan sekarang tersedia bagi para peneliti.
Oseanografi
terdiri dari dua kata: oceanos yang berarti laut dan graphos yang
berarti gambaran atau deskripsi (bahasa Yunani). Secara sederhana kita dapat
mengartikan oseanografi sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam
bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan
penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut
sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti kita ketahui bahwa bumi terdiri
dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan
bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan
sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke
dalam biosfer.
Secara
umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama
yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di
bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut
seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia
oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi air laut dan yang terakhir
biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan
flora dan fauna di laut.
1.
Sejarah Terbentuknya Laut
Bumi
dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Menurut ceritanya, tata surya
kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di angkasa
raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan dari mulai
yang berukuran kecil hingga seukuran asteroid dengan radius ratusan kilometer.
Bebatuan angkasa tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana awalnya
tabrakan yang terjadi masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi, bebatuan
angkasa yang saling bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk suatu massa
batuan yang kemudian menjadi cikal bakal (embrio) bumi.
Lama
kelamaan dengan semakin banyaknya bebatuan yang menjadi satu tersebut, embrio
bumi tumbuh semakin besar. Sejalan dengan semakin berkembangnya embrio bumi
tersebut, semakin besar pula gaya tarik gravitasinya sehingga bebatuan angkasa
yang ada mulai semakin cepat menabrak permukaan embrio bumi yang sudah tumbuh
semakin besar itu. Akibat tumbukan2 yang sangat dahsyat tersebut timbulah
ledakan2 yang sudah pasti sangat dahsyat pula yang mengakibatkan terbentuknya
kawah2 yang sangat besar dan pelepasan panas secara besar2an pula.
Laut
sendiri menurut teori sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana
awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar
100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat
itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang
menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman
yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu,
gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi.
Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias 'ruar biasa'
tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
Secara
perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang
akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk
kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari
dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses
penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan
bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan
batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan,
menyebabkan air laut semakin asin.
Pada
3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang
sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan
dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saai itu diperkirakan belum
ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut para ahli, berawal
dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian, masih merupakan
perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan
di bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di permukaan? Hasil
penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang
diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran
beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di
dasar laut (bahan bacaan: Prager, Ellen J, and Sylvia A. Earle, The
Oceans, 2000, McGraw-Hill).
Sabuk
aliran inilah yang berperan memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh
Matahari ke Bumi. Pergerakan air laut mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk
aliran global memerlukan waktu yang sangat lama yaitu sekitar 1000 tahun.
Pergerakan ini dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu:
a.
sirkulasi yang dibangkitkan oleh perbedaan densitas air laut, dimana densitas
air laut bergantung pada harga temperatur dan salinitasnya. Sirkulasi ini biasa
disebut sebagai sirkulasi termohalin (dari kata thermo yang berarti energi
panas dan haline yang berarti garam).
b.
sirkulasi yang dibangkitkan oleh angin permukaan yang mengakibatkan adanya arus
permukaan laut. Salah satu contoh dari arus yang dibangkitkan oleh angin
adalah arus Gulf Stream.
Lautan
juga berperan menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang
sangat besar. Sekitar seperempat CO2 yang dihasilkan oleh manusia dari hasil
pembakaran bahan bakar fosil diserap dan disimpan di lautan. Di beberapa bagian
laut, CO2 dapat tersimpan hingga berabad-abad lamanya dan berperan sangat besar
dalam mengurangi pemanasan global.
Oseanografi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang lautan. Mempelajari oseanografi dalam
kaitannya dengan geografi, tidak semata-mata mempelajari oseanografi sebagai
ilmu murni. Oseanografi merupakan ilmu yang terdiri dari beberapa ilmu
pendukung, diantaranya :
a.
Fisika Oseanografi yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat fisikayangterjadi
dalam lautan dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan.
b.
Geology Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari asal lautan yangtelah berubah
dalam jangka waktu yang sangat lama, termasuk didalamnya penelitian tentang
lapisan kerak bumi, gunung api dan terjadinya gempa bumi.
c.
Kimia Oceanography, yaitu ilmu yang berhubungan dengan reaksi kimia yang
terjadi di dalam dan didasar laut serta menganalisa sifat air laut
d.
Biologi Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari semua organisme yang hidup di
lautan.
e.
Hidrologi , klimatologi dan ilmu lainnya.
2.
Perkembangan Oseanografi
Perkembangan
oseanografi dimulai ketika manusia mulai tertarik pada lautan diawal peradaban
manusia.
a.
Abad ke 4 SM, ARISTOTELLES melakukan penelitian tentang hewan dan tumbuhan laut
: tentang penjelasan dan klasifikasi organisma laut.
b.
Abad ke 1 SM, orang-orang mulai mengamati gerak pasang dan letak daribulan
pertama yang digunakan untuk membuat ramalan.
c. Abad
14 M, FERDINAND MAGELHAENS mengadakan
pelayarankeliling dunia, dengan maksud membuktikan bahwa bumi bulat.
d.
Abad 18 M, JAMES COOK membuat sebuah peta dari lautan pasifik dan
memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada bagian selatan kutub
yang selalu tertutup es.
3.
Proses Terbentuknya Lautan Di Dunia
a.
Hipotesis
Pergeseran
Benua (bahasa Inggris: continental drift ) merupakan gagasan yang
dituangkan Alfred L. Wegener pada hipotesisnya yang dituangkan dalam buku
berjudul The Origin of Continent and Oceans(1912). Isinya, benua tersusun dari
batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya.
Pergerakan benua itu menuju khatulistiwa dan juga ke arah barat. Hipotesis
utamanya adalah di bumi pernah ada satu benua raksasa yang disebutPangaea
(artinya "semua daratan") yang dikelilingi oleh Panthalassa
("semua lautan").Selanjutnya, 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah
menjadi benua-benua yang lebih kecil yang kemudian bergerak menuju ke tempatnya
seperti yang dijumpai saat ini. Beberapa ilmuwan dapat menerima konsep ini
namun sebagian besar lainnya tidak dapat membayangkan bagaimana satu massa
benua yang besar dapat mengapung di atas bumi yang padat dan mengapa ini
terjadi. Pemahaman para ilmuwan pengkritik adalah bahwa gaya yang bekerja
pada bumi adalah gaya vertikal. Tidaklah mungkin gaya vertikal ini mampu
menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum dijumpai
bukti-bukti yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya berupa kesamaan
garis pantai, persamaaan fosil, struktur dan batuan. Namun, tetap saja usaha
Wegener sia-sia karena Wagener tidak mampu menjelaskan dan meyakinkan para ahli
bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya lateral bukan gaya vertikal.