Kamis, 10 November 2016

PERKEMBANGAN DASAR OSEANOGRAFI


PERKEMBANGAN OSEANOGRAFI DI DUNIA DAN DI INDONESIA





PERKEMBANGAN OSEANOGRAFI DI DUNIA DAN DI INDONESIA

1.      SEJARAH PERKEMBANGAN DI DUNIA

Pengantar Sejarah Oseanografi

Oseanografi dapat dikatakan sebagai salah satu ilmu pengetahuan terbaru, namun ilmu cabangnya jika diaplikasikan dapat mempelajari dan merekam kejadian beberapa puluh tahun yang lalu. Sejarah perkembangan ilmu ini diawali dari pelayaran pertama, para navigator dan ahli kelautan mulai memperhatikan berbagai hal tentang laut antara lain pasang surut, badai, arus dan  gelombang yang membawa dan menggerakkan rakit mereka selama berada di lautan. Selain mengamati sifat fisik dari laut, mereka juga mengamati kondisi biota yang hidup di laut terutama ikan. Mereka menangkap ikan untuk dimakan, namun tidak menggunakan air laut untuk diminum karena mereka tau air laut itu asin dan tidak dapat diminum.

Pada mulanya pengetahuan tentang laut dibicarakan dari mulut ke mulut selama ribuan tahun lalu dari mitos dan legenda yang ada. Tapi pada 850 SM para naturalis dan filsuf mulai mancoba memahami tentang badan laut dari daratan. Karena orang hanya dapat melihat laut tanpa ujung garis pantainya (dari darat), maka orang berpendapat dan percaya bahwa dunia itu datar. Namun hal ini terpatahkan dengan adanya pelayaran yang dilakukan oleh Columbus pada tahun 1400-an.

Columbus menyatakan bumi ini bulat dan ¾ nya diselimuti oleh lautan. Selanjutnya, oseanografi modern mulai dijadikan ilmu pengetahuan sejak 130 tahun yang lalu yaitu pada akhir abad ke-19. Amerika, Inggris dan Eropa meluncurkan ekspedisi untuk mengeksplorasi arus laut, dasar laut dan kehidupan laut. Ekspedisi Challenger tahun 1872-1876 merupakan ekspedisi ilmiah pertama yang menjelajahi lautan dunia dan dasar lautnya.

 Pelaut Polinesia

Sekitar 30.000 tahun yang lalu, di sepanjang garis pantai barat Samudra Pasifik -sekarang diantara Australia dan Cina- orang-orang mulai bermigrasi ke arah timur melintasi hamparan Samudra Pasifik. Migrasi ini dilakukan karena adanya perang suku, bencana alam dan wabah penyakit. Selanjutnya orang Polinesia ini menjajah pulau-pulau di selatan dan barat Pasifik, dari New Guinea di barat ke Fiji dan Samoa di tengah selama 25.000 tahun lamanya. Mengapa demikian..? Timbul pertanyaan: “ Bagaimanakan orang Polinesia dapat berlayar menempuh jarak ribuan mil tanpa kompas atau alat navigasi yang modern..?

Hal ini menunjukkan bahwa orang Polinesia sanagt mengamati oseanografi dan hidup harmoni dengan laut. Mereka mengamati keadaan laut selama berlayar, seperti keberadaan burung dan kehidupan yang lainnya. Mereka juga merupakan orang pertama yang menggunakan astronomi bintang untuk menavigasi mereka melewati laut. Mereka juga merupakan orang pertama yang membuat peta navigasi atau disebut stick chart.

Laut Mediterania dan Mitos Kuno tentang Samudra

Orang-orang yang tinggal di sekitar Laut Mediterania mulai menjelajahi laut Pelaut dari Mesir dan Fenisia memetakan garis pantai daerah untuk membangun beberapa rute perdagangan. Pada awal peradaban Mediterania, termasuk orang-orang Yunani, telah banyak mitos yang berkembang termasuk dewa dan dewi yang memerintah atas alam, seperti Poseiden dengan tritonnya. Legenda Mediterania, seperti Jason dan Argonauts, juga terlibat petualangan di laut besar dan berbahaya. Banyak  peta lautan dan garis pantai yang berasal dari daerah ini. Para pedagang Mediterania membuat peta untuk membantu mereka mendapatkan jalur pelayaran yang tepat untuk bolak-balik ke berbagai kota di pantai Mediterania. Sekitar 2.900 tahun yang lalu, orang Yunani mulai keluar dari Mediterania melewati Selat Gibraltar di ujung barat Laut Mediterania, yang memisahkan Eropa dari Afrika, dan Mediterania dari Samudra Atlantik. Hanya di luar Selat Gibraltar, para pelaut Yunani dapat melihat bagaiman pergerakan arus kuat yang bergerak dari utara ke selatan. Karena pelaut hanya melihat arus sungai, mereka berpikir arus kuat itu hanya bagian lain dari sungai yang lebih besar. Kata Yunani untuk sungai adalah okeano, yang merupakan akar dari kata laut.


Eksplorasi Voyages dan Ilmu Pengetahuan
 Sekitar 650 tahun yang lalu, penjelajah Eropa berlayar ke laut untuk menemukan rute perdagangan yang lebih cepat menuju kota-kota di Asia dan Eropa. Pangeran Henry seorang navigator dari Portugal mengakui pentingnya lautan untuk niaga dan kemudian mendirikan pusat belajar ilmu kelautan. Ini merupan lembaga oseanografi pertama.

Pada akhir tahun 1400-an Cristopher Columbus menjadi orang Eropa pertama yang berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik. Dan pada awal tahun 1500-an berlanjut dengan pelayaran Ferdinand Magellan mengelilingi dunia. Awal tahun 1700-an beberapa negara Eropa (Spanyol, Inggris, Prancis) berusaha memperluas kekuasaan mereka hingga ke Hindia Timur melalui jalur lautan.

Perjalanan yang paling terkenal yaitu pada tahun 1768 ketika HMS Endeavour meninggalkan Inggris dan berlayar dibawah pimpinan Kapten James Cook. Lebih dari 10 tahun James Cook telah memimpin tiga ekspedisi mengelilingi dunia dan membuat peta dari berbagai daerah termasuk Australia, Selandia Baru dan Kepulauan Hawaii. Dia adalah pelaut ulung, navigator dan ilmuwan yang selalu mengamati setiap perjalanan pelayarannya dengan tajam. Dialah yang menyatakan bahwa kekurangan vitamin C bagi para nelayan merupakan faktor yang menyebabkan banyak nelayan meninggal selama pelayaran. Sehingga Cook selalu berlayar dengan membawa bekal berupa acar kubis yang kaya akan vitamin C.

Selain sejarah para pelaut yang panjang, sejarah lainnyapun ditorehkan oleh Harrison seorang pembuat lemari berkebangsaan Inggris. Diawali pada tahun 1728, Harrison membuiat jam pendulum untuk membantu mengetahui waktu, namun jamnya tidak berfungsi dengan baik pada kapal yang sedang berlayar. Pada 1736 Harrison membuat jam dengan pegas bukan dari pendulum dan berhasil. Akhirnya dengan alat ini pelaut dapat mengetahui waktu dan jarak barat atau timur dari meridian utama (0 derajat bujur). Jam yang terakhir ini telah diuji dalam pelayaran dari Inggris ke Jamaika dan dapat berfungsi dengan baik.

Manusia tertarik pada lautan dapat ditinjau kembali pada permulaan zaman peradaban manusia, ketika pengetahuan tentang dunia dibatasi pada negara-negara dimana kapal-kapal pelaut dapat pergi dan kembali. Pada waktu itu bentuk dari peta sangat penting artinya. Dimana bentuk peta ini menjadi makin tepat begitu pelayaran menyeberangi lautan makin lama makin menempuh jarak yang jauh dan sering dilakukan.

Pada abad keempat sebelum Masehi seorang sarjana terkemuka bangsa Yunani, Aristoteles telah melakukan suatu penelitian yang mendetail mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan laut. Dimana dia secara cermat menjelaskan dan mengklasifikasikan organisme tersebut. Akhirnya pada abad kesatu sebelum Masehi hubungan antara pasang dan letak dari bulan telah dimengerti oleh manusia untuk pertama kali. Pengertian ini mendorong manusia mampu untuk membuat ramalan yang tepat.

Pelayaran-pelayaran besar juga sama pentingnya dalam memetakan garis pantai dan lautan-lautan dunia dalam perkembangan sejarah berikutnya. Sebagai contoh, Ferdinando Magelhaens telah mengadakan suatu pelayaran mengelilingi dunia pada abad keempat belas setelah Masehi. Dia telah membuktikan bahwa bumi ini berbentuk bulat, tidak datar seperti yang diperkirakan oleh orang banya pada waktu sebelumnya. Pada abad kedelapan belas seorang bangsa inggris yang bernama James Cook membuat seluruh peta dari lautan Pasifik dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada bagian Selatan Kutub yang selalu tertutup oleh es. Beberapa ekspedisi oseanografi penting lainnya telah dilakukan oleh Challenger(1872-1875), Gazelle (1874-1876), Vitiaz (1886-1889), dan Meteor (1925-1927).

Ekspedisi Challenger khususnya telah membuat sebuat bantuan tambahan pengetahuan yang penting. Dimana mereka telah mengadakan pelayaran sejauh 68.890 mil laut, membuat 492 kali pengukuran kedalaman, 133 kali pengambilan contoh dasar laut dan mengumpulkan data-data iklim, arus laut, suhu laut, komposisi air laut dan contoh-contoh sedimen dasar dari 362 statiun penelitian yang berbeda.

Pada saat ini ilmu oseanografi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkembang secara cepat dan membutuhkan ongkos yang mahal dan sering bersangkutan dengan kerjasama internasional. Kapal-kapal penelitian oseanografi sekarang telah dilengkapi dengan alat-alat rumit yang dapat mengumpulkan data fisika, kimia dan biologi secara cepat, tepat dan jelas.

Data dan inforamasi dari satelit yang selalu mengelilingi bumi juga menjadi begitu penting artinya dalam melengkapi data-data tentang gejala arus laut dan pertukaran panas dimana hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit untuk dilakukan dimasa lalu.
Sebagai cabang ilmu yang masih relatif muda dan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya diharapakan ilmu oseanografi dapat berkembang juga dengan cepat sehingga dapat dipergunakan untuk kepentingan manusia dan alam.

Peta Arus Teluk oleh Benjamin Franklin, 1769-1770. Sumber: NOAA Photo Library.

Manusia pertama kali memperoleh ilmu mengenai gelombang dan arus laut dan samudra pada zaman prasejarah. Pengamatan terhadap pasang laut dicatat oleh Aristoteles dan Strabo. Penjelajahan samudra modern awal dilakukan untuk kartografi dan hanya terbatas hingga permukaannya saja dan makhluk-makhluk yang terjaring oleh nelayan, meski pada masa itu pengukuran kedalaman laut menggunakan timah sudah dilakukan.

Meski Juan Ponce de León pada tahun 1513 merupakan orang yang pertama kali mengidentifikasi keberadaan Arus Teluk yang dikenal baik oleh para pelaut, justru Benjamin Franklin yang melakukan studi ilmiah pertama mengenai arus ini dan memberi nama "Arus Teluk". Franklin mengukur suhu air pada beberapa pelayarannya melintasi Atlantik dan secara tepat menjelaskan sebab Arus Teluk. Franklin dan Timothy Folger menerbitkan peta Arus Teluk pertama pada tahun 1769-1770.[1][2]

Ketika Louis Antoine de Bougainville (berlayar antara 1766 dan 1769) dan James Cook (berlayar sejak 1768 sampai 1779) melakukan penjelajahan mereka di Pasifik Selatan, informasi mengenai samudra itu sendiri membentuk bagian dari laporan-laporan mereka. James Rennell menulis buku tes ilmiah pertama mengenai arus di samudra Atlantik dan Hindia pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Sir James Clark Ross melakukan penggaungan modern pertama di laut dalam pada tahun 1840, dan Charles Darwin menerbitkan karya ilmiah mengenai terumbu dan pembentukan atol sebagai hasil dari pelayaran kedua HMS Beagle pada tahun 1831-6. Robert FitzRoy menerbitkan empat volume laporan mengenai tiga pelayaran Beagle. Tahun 1841–1842, Edward Forbes melakukan pengerukan di Laut Aegean yang menghasilkan penemuan ekologi laut.

Sebagai pengawas pertama United States Naval Observatory (1842–1861), Matthew Fontaine Maury menghabiskan waktunya untuk mempelajari meteorologi laut, navigasi, dan memetakan angin dan arus kuat. Karyanya tahun 1855, Physical Geography of the Sea, adalah buku teks oseanografi pertama. Banyak negara yang mengirimkan hasil penelitian oseanografi ke Maury di Naval Observatory, tempat ia dan teman-temannya menilai informasi tersebut dan memberikan hasilnya ke seluruh dunia.[3]

Lembah curam di balik landas kontinen ditemukan tahun 1849. Peletakan kabel telegraf transatlantik pertama berhasil dilakukan pada Agustus 1858 yang membenarkan keberadaan pegunungan tengah samudra atau "plato telegraf" bawah laut. Setelah pertengahan abad ke-19, para ilmuwan mulai memproses berbagai informasi baru mengenai botani dan zoologi darat.

Tahun 1871, dengan rekomendasi dari Royal Society di London, pemerintah Britania Raya mendanai sebuah ekspedisi untuk menjelajahi samudra dunia dan melakukan penyelidikan ilmiah. Dengan bantuan tersebut, Charles Wyville Thompson dan Sir John Murray dari Skotlandia meluncurkan penjelajahan Challenger (1872–1876). Hasilnya diteritkan dalam 50 volume yang mencakup aspek biologi, fisika dan geologi. 4.417 spesies baru ditemukan.

Bangsa-bangsa Eropa dan Amerika yang lain juga mengirim ekspedisi ilmiah, termasuk oleh para individu dan institusi swasta. Kapal khusus oseanografi pertama, "Albatros", dibangun tahun 1882. Ekspedisi Atlantik Utara tahun 1910 selama empat bulan yang dipimpin Sir John Murray dan Johan Hjort merupakan proyek penelitian oseanografi dan zoologi laut paling ambisius pada masa itu, dan mendorong terbitnya buku klasik The Depths of the Ocean pada tahun 1912.

Berbagai institusi oseanografi yang berkecimpung dalam ilmu oseanografi didirikan. Di Amerika Serikat, ada Scripps Institution of Oceanography pada tahun 1892, Woods Hole Oceanographic Institution tahun 1930, Virginia Institute of Marine Science tahun 1938, Lamont-Doherty Earth Observatory di Columbia University, dan School of Oceanography di University of Washington. Di Britania Raya, ada sebuah institusi peneilitian besar bernama National Oceanography Centre, Southampton yang merupakan penerus bagi Institute of Oceanography. Di Australia, CSIRO Marine and Atmospheric Research, disebut CMAR, adalah pusat oseanografi terdepan di negara ini. Pada tahun 1921, Biro Hidrografi Internasional (IHB) didirikan di Monako.

Arus samudra (1911)

Tahun 1893, Fridtjof Nansen membiarkan kapalnya "Fram" membeku di lautan es Arktik. Hasilnya, ia mampu memperoleh data oseanografi serta meteorologi dan astronomi. Organisasi oseanografi internasional pertama dibentuk tahun 1902 dengan nama Dewan Penjelajahan Laut Internasional.

Pengukuran kedalaman laut akustik pertama dilakukan tahun 1914. Antara 1925 dan 1927, ekspedisi "Meteor" menghasilkan 70.000 pengukuran kedalaman lautan menggunakan pemancar gaung ketika menyelidiki Pegunungan Atlantik Tengah. Pegunungan Global Raya yang membentang sepanjang Pegunungan Atlantik Tengah ditemukan oleh Maurice Ewing dan Bruce Heezen tahun

1953, sementara untaian pegunungan di bawah Arktik ditemukan tahun 1954 oleh Arctic Institute of the USSR. Teori penyebaran dasar laut muncul pada tahun 1960 dan dicetuskan oleh Harry Hammond Hess. Proyek Pengeboran Samudra dimulai tahun 1966. Ventilasi laut dalam ditemukan tahun 1977 oleh John Corlis dan Robert Ballard menggunakan kapal selam "Alvin".

Pada 1950-an, Auguste Piccard menemukan batiskap dan menggunakan "Trieste" untuk menyelidiki kedalaman lautan. Kapal selam nuklir Nautilus melakukan perjalanan pertamanya di bawah es menuju Kutub Utara pada 1958. Pada 1962, FLIP (Floating Instrument Platform), sebuah pelampung spar setinggi 355 kaki diapungkan untuk pertama kalinya.

Kemudian, pada 1966, Kongres AS membentuk National Council for Marine Resources and Engineering Development. NOAA ditugaskan menjelajahi dan mempelajari segala aspek oseanografi di Amerika Serikat. Kongres juga membentuk National Science Foundation untuk menghadiahkan dana Sea Grant College kepada para peneliti multi-disiplin dalam bidang oseanografi.[4][5]

Sejak 1970-an, telah muncul berbagai tekanan penerapan komputer berskala besar terhadap oseanografi agar prediksi numerik kondisi lautan dapat dilakukan dan menjadi bagian dari prediksi perubahan lingkungan secara keseluruhan. Sebuah jaringan pelampung oseanografi diapungkan di Pasifik untuk memudahkan peramalan peristiwa-peristiwa akibat El Niño.

Pada 1990, World Ocean Circulation Experiment (WOCE) dilaksanakan yang berlangsung hingga 2002. Data pemetaan dasar laut Geosat mulai tersedia pada tahun 1995.

Tahun 1942, Sverdrup dan Fleming menerbitkan "The Ocean" yang menjadi karya ilmiah terkenal. "The Sea" (tiga volume yang membahas oseanografi gisik, air laut dan geologi) disunting oleh M. N. Hill dan diterbitkan tahun 1962, sementara "Encyclopedia of Oceanography" karya Rhodes Gairbridge diterbitkan tahun 1966.

Hubungan dengan atmosfer

Ilmu yang mempelajari lautan terhubung dengan pemahaman terhadap perubahan iklim global, potensi pemanasan global dan masalah biosfer terkait. Atmosfer dan lautan terhubung karena adanya penguapan dan curah hujan serta fluks termal (dan insolasi matahari). Tekanan angin adalah penggerak utama arus samudra, sementara samudra adalah penyerap karbon dioksida di atmosfer.

Our planet is invested with two great oceans; one visible, the other invisible; one underfoot, the other overhead; one entirely envelopes it, the other covers about two thirds of its surface.

Matthew F. MauryThe Physical Geography of the Seas and Its Meteorology (1855)

Cabang

Sistem frontal oseanografi belahan Bumi selatan

Ilmu oseanografi dibagi menjadi beberapa cabang:


Cabang-cabang ini menggambarkan fakta bahwa banyak oseanograf yang pertama kali dilatih ilmu pasti atau matematika, kemudian fokus kepada penerapan ilmu dan kemampuan interdisipliner oseanografi mereka.[6]

Data yang diperoleh dari kerja keras pada oseanograf digunakan dalam teknik kelautan, dalam desain dan pembangunan pengeboran minyak lepas pantai, kapal, pelabuhan, dan struktur lain yang memungkinkan manusia memanfaatkan lautan dengan aman.

Pengelolaan data oseanografi adalah disiplin ilmu yang menjamin bahwa data oseanografi masa lalu dan sekarang tersedia bagi para peneliti.

Oseanografi terdiri dari dua kata: oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi (bahasa Yunani). Secara sederhana kita dapat mengartikan oseanografi sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti kita ketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer.

Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut; fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi air laut dan yang terakhir biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna di laut.

1.  Sejarah Terbentuknya Laut

Bumi dilahirkan sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Menurut ceritanya, tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu (nebula) di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan dari mulai yang berukuran kecil hingga seukuran asteroid dengan radius ratusan kilometer. Bebatuan angkasa tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana awalnya tabrakan yang terjadi masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi, bebatuan angkasa yang saling bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk suatu massa batuan yang kemudian menjadi cikal bakal (embrio) bumi.

Lama kelamaan dengan semakin banyaknya bebatuan yang menjadi satu tersebut, embrio bumi tumbuh semakin besar. Sejalan dengan semakin berkembangnya embrio bumi tersebut, semakin besar pula gaya tarik gravitasinya sehingga bebatuan angkasa yang ada mulai semakin cepat menabrak permukaan embrio bumi yang sudah tumbuh semakin besar itu. Akibat tumbukan2 yang sangat dahsyat tersebut timbulah ledakan2 yang sudah pasti sangat dahsyat pula yang mengakibatkan terbentuknya kawah2 yang sangat besar dan pelepasan panas secara besar2an pula.

Laut sendiri menurut teori sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias 'ruar biasa' tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.

Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.

Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saai itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian, masih merupakan perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan di bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di permukaan? Hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut (bahan bacaan: Prager, Ellen J, and Sylvia A. Earle, The Oceans, 2000, McGraw-Hill).

Sabuk aliran inilah yang berperan memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi. Pergerakan air laut mengelilingi Bumi dalam suatu sabuk aliran global memerlukan waktu yang sangat lama yaitu sekitar 1000 tahun. Pergerakan ini dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu:

a.  sirkulasi yang dibangkitkan oleh perbedaan densitas air laut, dimana densitas air laut bergantung pada harga temperatur dan salinitasnya. Sirkulasi ini biasa disebut sebagai sirkulasi termohalin (dari kata thermo yang berarti energi panas dan haline yang berarti garam).

b.  sirkulasi yang dibangkitkan oleh angin permukaan yang mengakibatkan adanya arus permukaan laut.   Salah satu contoh dari arus yang dibangkitkan oleh angin adalah arus Gulf Stream.

Lautan juga berperan menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang sangat besar. Sekitar seperempat CO2 yang dihasilkan oleh manusia dari hasil pembakaran bahan bakar fosil diserap dan disimpan di lautan. Di beberapa bagian laut, CO2 dapat tersimpan hingga berabad-abad lamanya dan berperan sangat besar dalam mengurangi pemanasan global.

Oseanografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang lautan. Mempelajari oseanografi dalam kaitannya dengan geografi, tidak semata-mata mempelajari oseanografi sebagai ilmu murni. Oseanografi merupakan ilmu yang terdiri dari beberapa ilmu pendukung, diantaranya :

a.  Fisika Oseanografi yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat fisikayangterjadi dalam lautan dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan.

b.  Geology Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari asal lautan yangtelah berubah dalam jangka waktu yang sangat lama, termasuk didalamnya penelitian tentang lapisan kerak bumi, gunung api dan terjadinya gempa bumi.

c.   Kimia Oceanography, yaitu ilmu yang berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi di dalam dan didasar laut serta menganalisa sifat air laut

d. Biologi Oseanografi, yaitu ilmu yang mempelajari semua organisme yang hidup di lautan.

e.   Hidrologi , klimatologi dan ilmu lainnya.

2.  Perkembangan Oseanografi

Perkembangan oseanografi dimulai ketika manusia mulai tertarik pada lautan diawal peradaban manusia.

a.  Abad ke 4 SM, ARISTOTELLES melakukan penelitian tentang hewan dan tumbuhan laut : tentang penjelasan dan klasifikasi organisma laut.

b.  Abad ke 1 SM, orang-orang mulai mengamati gerak pasang dan letak daribulan pertama yang digunakan untuk membuat ramalan.

c.  Abad  14  M,  FERDINAND  MAGELHAENS  mengadakan  pelayarankeliling dunia, dengan maksud membuktikan bahwa bumi bulat.

d. Abad 18 M, JAMES COOK membuat sebuah peta dari lautan pasifik dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada bagian selatan kutub yang selalu tertutup es.

3.  Proses Terbentuknya Lautan  Di  Dunia

a.  Hipotesis

Pergeseran Benua (bahasa Inggris: continental  drift ) merupakan gagasan yang dituangkan Alfred L. Wegener pada hipotesisnya yang dituangkan dalam buku berjudul The Origin of Continent and Oceans(1912). Isinya, benua tersusun dari batuan sial yang terapung pada batuan sima yang lebih besar berat jenisnya. Pergerakan benua itu menuju khatulistiwa dan juga ke arah barat. Hipotesis utamanya adalah di bumi pernah ada satu benua raksasa yang disebutPangaea (artinya "semua daratan") yang dikelilingi oleh Panthalassa ("semua lautan").Selanjutnya, 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil yang kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini. Beberapa ilmuwan dapat menerima konsep ini namun sebagian besar lainnya tidak dapat membayangkan bagaimana satu massa benua yang besar dapat mengapung di atas bumi yang padat dan mengapa ini terjadi. Pemahaman para ilmuwan pengkritik adalah bahwa gaya yang bekerja pada bumi adalah gaya vertikal. Tidaklah mungkin gaya vertikal ini mampu menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum dijumpai bukti-bukti yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya berupa kesamaan garis pantai, persamaaan fosil, struktur dan batuan. Namun, tetap saja usaha Wegener sia-sia karena Wagener tidak mampu menjelaskan dan meyakinkan para ahli bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya lateral bukan gaya vertikal.

 

1 komentar:

  1. kak lebih rinci lagi dong tentang kehidupan bentonik dan sifat kedalaman laut dan mempengaruhi kehidupan dasar laut

    BalasHapus